Usai Musrenbang, ia menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat penting buat pembangunan, lantaran tidak bisa sandarkan harapan hanya pada Pemerintah.
“Kontribusi masyarakat, sebagai partisipasi pembangunan sangat penting,” imbuhnya.
Begitu juga, tambahnya, para akademisi yang dibutuhkan untuk memberi masukan. Lalu, media pun penting, lantaran dengan pemberitaan yang dibuat itu, timbul motivasi untuk membangun kembali.
“Makanya, media bagian dari pentahelix. Dan terakhir pengusaha, ini bisa memberikan CSR, untuk pembangunan Kota Depok,” terangnya.
Menurutnya, Musrenbang itu utamanya adalah pembangunan yang sudah dilaksanakan, menjadi optimal terhadap masyarakat.
Misal lapangan Irekap, urainya, itu diawali saat saya turun ke lapangan, ada anak muda yang butuh sarana olahraga yang bagus.
“Saya bilang ke Pemkot Depok, kebetulan saya di Komisi D, ada satu-satunya lapangan di wilayah Jatimulya, yang kata warga asetnya fasos fasum, jadi tidak perlu beli lahannya, tinggal optimalisasi untuk peningkatan revitalisasi lapangan,” bebernya.
Karena tema Pemkot Depok peningkatan UMKM, sambungnya, maka ia bersama Komisi D usulkan untuk integrasikan lapangan dengan pusat UMKM.
Tujuan adanya lapangan itu, pengen punya efek bukan hanya olahraga tapi peningkatan ekonomi dan lapangan pekerjaan.
” Misal ada Anggota Katar belum punya kerja, bisa jaga parkir di sana, juga UMKM sebagai program Pemkot, 5000 WUB, 1000 pengusaha wanita,” paparnya.
Untuk itu, ia mendorong Kelurahan menunjukan badan pengelola lapangan dari masyarakat, yang mencipta kondisikan satu program, yang hasilkan efek domino ekonomi bukan hanya kebugaran masyarakat.
“Harapan saya, pemerintahan Jatimulya yang sudah menyerap anggaran sampai 95 persen, mudah-mudahan on the track dari program Musrenbang,” utasnya. *iki
