Cilodong, Planetdepok.com – Bakal Calon Wali Kota Depok H. Supian Suri, diyakini bisa mengubah Kota Depok yang sebelum sebagai kota intoleran menjadi kota toleran.
“Kami rasa, dengan kehadiran Supian Suri bisa menciptakan Kota Depok yang toleransi,” ujar Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok periode 2007-2012, JB Joko Suhuno, saat Diskusi Kebangsaan Depok Menuju Toleransi, Selasa (27/8/2024).
Ia mengatakan, adanya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 8 dan No. 9 Tahun 2006 tentang izin mendirikan rumah ibadah.
Peraturan bersama itu, tukasnya, hakekatnya ada kehadiran pimpinan daerah saat peringatan hari raya keagamaan di rumah ibadah, seperti halnya kebaktian.
“Sesungguhnya, kita bicara tentang IMB mendirikan rumah ibadah dan merupakan petunjuk untuk kepala daerah,” paparnya.
Ia menambahkan, selama empat dekade ini, masih marak dan terjadi intoleransi seperti yang dialami anak-anak atau siswa di sekolah.
“Kalau kita tanya, masih ada intoleran yang ada. Untuk menghilangkan intoleran di Kota Depok sangat sederhana, yakni dengan mengganti kepimpinan saat ini. Ya kita ganti rezimnya , bukan sekedar orangnya saja,” tegasnya.
Joko menekankan, apa yang sudah disampaikan pada dialog kebangsaan, ternyata sudah ada sosok yang bisa membawa Kota Depok bertoleransi.
“Kami rasa, Supian Suri bisa mengubah Depok intoleransi menjadi kota yang bertoleransi,” ucapnya.
Lantaran itu, ia mengajak umat Kristiani untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pilkada Depok.
“Kami berikan hak suara di Pilkada Depok pada 27 Nopember 2024 dan jangan golput. Agar perubahan di Kota Depok yang diinginkan, bisa tercapai,” jelasnya.
Sementara itu, Calon Wali Kota Depok, H. Supian Suri menegaskan pihaknya akan berupaya menghapus stigma Depok sebagai kota intoleran.
“Kami dan masyarakat Depok, ingin menghapus stigma Depok intoleran dan siap melayani semua masyarakat Kota Depok, tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua Relawan Kristiani Supian Suri, Reinova Serry Donie menambahkan, diskusi kebangsaan itu dilaksanakan, lantaran Kota Depok sering disebut sebagai kota intoleran oleh Setara Institute.
“Kita harapkan kedepannya, Kota Depok bisa menjadi kota yang bertoleransi tinggi,” pungkasnya. *Rik