Jakarta, Planetdepok.com – Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia menyarankan kebijakan pelaksanaan tugas kedinasan ASN secara fleksibel pada instansi pemerintah, supaya diuji coba terlebih dahulu dengan membuat pilot project di beberapa daerah.
Setelah ada hasil dari uji coba, maka perlu dipertimbangkan lebih lanjut agar sistem itu diterapkan secara nasional.
“Baru kita lihat apakah 6 bulan itu, apakah tadi ada KPI-nya, terus tingkat pengawasannya juga ketat gitu ya, kemudian apakah memang mereka ini bisa mempertahankan produktivitas dan tingkat pelayanannya lebih baik atau tidak, nanti kita lihat lagi,” ujar Doli menjawab wartawan di gedung DPR RI kompleks parlemen Senayan Jakarta, Jumat(20/6/2025).
Ia menambahkan, 6 bulan berikutnya seperti apa dan bagaimana hasilnya. Kalau misalnya ternyata tidak menjawab itu, ya sudah kembalikan semua lagi saja.
Seperti diketahui, pelaksanaan tugas kedinasan pegawai ASN secara fleksibel itu, tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan -RB) Nomor 4 Tahun 2025.
Dalam aturan baru ini, ASN dapat bebas bekerja dari mana saja, termasuk di rumah, sesuai kebutuhan dan karakteristik tugasnya.
Deputi bidang kelembagaan dan Tata Laksana Kemenpan RB Nanik Murwati baru-baru ini menjelaskan , fleksibilitas kerja yang diatur mencakup kerja dari kantor, rumah, lokasi tertentu, serta pengaturan jam kerja dinamis sesuai kebutuhan organisasi dan karakteristik tugas.
Ahmad Doli Kurnia lantas mengingatkan, aturan yang memperbolehkan ASN bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) tidak disalahgunakan.
Jangan sampai, dengan adanya keluasan ini membuat ASN tambah santai .
Politikus Partai Golkar ini berpandangan, selama ini
kerja ASN sudah mudah dan waktunya tidak ketat. Oleh karenanya, jangan sampai adanya kebijakan baru yaitu fleksibilitas membuat para ASN semakin bersikap sesukanya.
“Waktunya juga tidak ketat, bebas, dan kira-kira gitu. Nah, jangan sampai dengan ada kebijakan ini malah tambah mereka suka-suka gitu,”tekannya.
Doli menilai, perlu ada sistem pengawasan yang ketat. Selain itu, perlu ada pembenahan kultur kerja ASN agar semakin disiplin.
“Disiplin, produktif, sehingga memang ini bukan dimaknai mereka berleha-leha dan mengurangi tanggung jawab, karena kadang-kadang kita ini kan kalau diberi keleluasaan bawaannya jadi malas dan kemudian sering melempar tanggung jawab gitu,” paparnya. (Berbua)
