Barinas Gelar Nobar Dialog Election Pilkada Depok

CILODONG, planetdepok.com | Barinas menggelar nonton bareng Dialog Election Pilkada Depok Pertaruhan PKS VS PDIP yang diselenggarakann CNN di Sekretariat Barinas, Jumat malam (2/10/2020).

Dalam nonton bareng itu lebih 5 kali Imam Budi Hartono, calon Wakil Walikota yang diusung PKS, menyatakan saya alumni UI, tunjukan eksklusivitas almamaternya dengan bangga.

 

Menurut Ningworo, Ketua Barinas ungkapan Alumni UI itu kurang relevan dengan konteks dialog. Seolah ada sasaran khusus dengan ungkapan itu. Pernyataan itu kontradiktif dengan protes civitas akademika UI, untuk memperkarakan kader PKS Muzzamil yang telah memfitnah UI. sambil tunjukan artikel di medcom.id Senin, 21 September 2020.

Senada Sekjen Barinas, Maya Aprilia mengatakan bahwa terungkap dalam dialog kota Depok memang hadapi masalah kemacetan, infrastruktur, sampah, kesehatan khususnya penanganan covid 19 dan masalah birokrasi.

Baca Juga:  Barinas: Swing Voter akan Jadi Rebutan di Pilakada Depok

“Tetapi apakah mengatasi masalah itu sudah saatnya Depok dipimpin seorang Insinyur. Gaya kepemimpinan tidak linier dengan pendidikan seseorang” ujar Maya

Ketika Imam menjelaskan Depok mendapatlan penilaian WTP ( Wajar tanpa pengecualian) dan penghargaan. Afifah justru menegaskan Warga Depok tidak perlu penghargaan, 7 bulan saya di lapangan tidak sesuai kenyataan. Tidak ada standar pelayanan di kelurahan, pelayanan satu atap tidak berjalan dan pengelolaan sampah tidak terurus.

Maryono, Pendiri Barinas menilai terhadap pengalaman kerja calon. Dari hasil penelitian adalah benar hubungan antara gaya kepemimpinan pengaruhi motivasi kerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja.Tetapi pengalaman kerja yang tidak nenunjukan hasil kenerjanya adalah nothing, tidak ada artinya.

Baca Juga:  Barinas: Swing Voter akan Jadi Rebutan di Pilakada Depok

“Misal, kalau saudara jadi anggota Dewan yang tiga D, duduk, dengar, duit, tidak punya konstribusi terhadap masyarakat seluruhnya bukan golongannya saja, pengalaman itu juga tidak ada artinya”jelasnya.

Dirinya menilai, Afifah yang tidak mempunyai pengalaman di Birokrasi, berani tandaskan bila terpilih ingin bersihkan birokrasi dari korupsi dan nepotisme. Hal itu terungkap dalam berbagai kesempatan kunjungan Afifah ke masyarakat.

“Adalah wajar karena Afifah belum pernah terlibat langsung didalamnya. Kekayaannya dari hasil usahanya”imbuh Maryono.

Maryono juga mengomentari ketika Siti Zuhro sampaikan hasil penelitiannya bahwa kemenangan incumbent lebih dari 60%. Incumben lebih mudah memenangkan. Menurutnya, mestinya Zuhro kaji data pileg dan pilkada Depok mulai 2004 sd 2019. Partai Partai besar di Depok itu yang konstan jumlah pemIlihnya PDIP, GERINDRA, GOLKAR PKB dan PKS.

Baca Juga:  Barinas: Swing Voter akan Jadi Rebutan di Pilakada Depok

“PKS sempat turun tahun perolehan kursinya tahun 2014 karena kasus pemimpinnya tahun 2013. Suara pemilih partai koalisi yg relativ konstan itu bersifat militan yang tentunya bisa diperkirakan hasilnya”pungkasnya. **

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: planetdepok.com@gmail.com Terima kasih.