Balaikota, Planetdepok.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menggelar secara Daring, sosialisasi pelayanan ibu bersalin bagi tokoh masyarakat.
Sosialisasi kali ini, membahas terkait kewaspadaan dini empat terlalu dan tiga terlambat, untuk mencegah kematian ibu dan bayi.
Adapun tiga faktor terlambat yang dimaksud adalah terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan.
Kemudian, empat terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan.
“Harapan kita bisa mendapatkan ilmu dari narasumber sehingga apa yang nanti menjadi tujuan, kita yaitu mengupayakan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Depok bisa terwujud,” ujar Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati, di sela-sela acara, Kamis (9/3/2023).
Ia menjabarkan, persentase kematian ibu berdasarkan penyebabnya tahun 2022, didominasi oleh preeclampsia sebesar 42 persen, perdarahan 25 persen dan infeksi 21 persen.
Kemudian, jantung sebesar empat persen dan penyebab lainnya sebesar delapan persen.
“Penyebab lainnya seperti Ca mamoe serta thalasemia dan infeksi seperti TBC, DBD, Meningitis, Pneumonia dan Asidosis,” ungkapnya.
Sementara itu, persentase kematian ibu berdasarkan periode tahun 2022, terbanyak adalah saat nifas sebesar 42 persen dengan 10 kasus.
Kemudian, saat hamil 41 persen dengan 10 kasus dan 17 persen saat bersalin dengan 4 kasus.
“Tantangan yang kita hadapi adalah kesamaan pemahaman dan implementasi tentang urgensi kesehatan ibu bersalin, perbaikan pencatatan pelaporan terintegrasi dan kolaborasi pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan,” jelasnya.
Sementara itu, Dewi Ratih Hendarto Putri, Dokter Spesialis Kandungan yang menjadi narasumber pada acara tersebut, menyampaikan peran tokoh masyarakat dalam menurunkan AKI menjadi penting.
Tokoh masyarakat, imbuhnya, dapat berperan dalam meningkatkan status kesehatan gizi ibu dan anak, meningkatkan pengendalian penyakit serta kesadaran masyarakat terkait risiko terkait ibu bersalin.
“Selain itu, juga dapat membantu dalam pemberdayaan masyarakat melalui model pemberdayaan yang telah disusun oleh PKK ataupun Posyandu,” ungkapnya.
Kepala desa atau Lurah, tandasnya, juga berperan aktif dalam upaya penurunan AKI.
“Bekerjasama dengan petugas Puskesmas, kader Posyandu dan tokoh agama atau tetua adat, dalam hal mengenal tanda bahaya hamil dan persalinan,” tandasnya. *iki