Balaikota, Planetdepok.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, menggelar orientasi tatalaksana kasus perdarahan bagi ibu bersalin untuk Praktik Bidan Mandiri (PBM) dan Puskesmas, Selasa lalu secara dalam jaringan (daring),
Kegiatan tersebut, diikuti oleh bidan Puskesmas, PBM, bidan serta dokter klinik rawat dan tim Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) se-Kota Depok.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun ini.
Hal itu, sebagai tindak lanjut dari rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari pengkajian Angka Partisipasi Murni (AMP) pada tahun 2022.
“Salah satu rekomendasi dari tim audit maternal adalah peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatan maternal,” ujarnya, Kamis (22/6/2023).
Selain itu, juga diperlukan peningkatan akses pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Yang antara lain, dilakukan dengan penambahan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih kegawatdaruratan maternal neonatal, di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Kota Depok.
“Untuk itu, Dinkes mengadakan pelatihan dan orientasi bagi tenaga kesehatan di fasyankes di seluruh Kota Depok, agar terjadi peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, baik tingkat primer maupun rujukan,” paparnya.
Selain itu, upaya peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan antara lain, menambah sarana prasarana penanganan kegawatan pada ibu dan anak di Puskesmas.
Kemudian, imbauan kepada RS untuk memiliki dan mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan clinical pathway, dalam penanganan kegawatan ibu dan anak di RS.
“Lalu imbauan kepada RS, untuk menyediakan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), meningkatkan pembinaan kepada PBM dan klinik,” terangnya.
Terutama, sambungnya, dalam hal kepatuhan terhadap kelengkapan sarpras dan alkes.
“Dan 18 penapisan awal serta melakukan evaluasi dan peningkatan manajemen pada Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT),” jelasnya.
Mary mengatakan, salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penanganan perdarahan adalah, ketersediaan darah yang cepat dan adekuat.
Karena itu, imbuhnya, sangat penting semua pihak untuk terinformasi dan memahami, tentang bagaimana alur dan teknis permintaan dan suplai darah dari Palang Merah Indonesia (PMI).
Sehingga, tidak akan menjadi kendala dalam penanganan kegawatan pada ibu.
Melalui orientasi tersebut, diharapkan semakin banyak bidan dan dokter di seluruh fasyankes di kota Depok, yang mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan maternal.
“Terutama, perdarahan sehingga dapat mencegah terjadinya kematian ibu,” pungkasnya.