Beji, Planetdepok.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, mengadakan kegiatan Workshop Asuhan Bersalin Normal (APN), di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Beji, Selasa (24/10/23).
Kegiatan tersebut, diikuti Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), pada sebelas Puskesmas PONED di Kota Depok dan 20 praktik mandiri bidan.
Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan agar praktik mandiri bidan maupun tim Puskesmas PONED yang ada di Kota Depok, semakin terampil, paham dan mengaplikasikan konsep sayang ibu dan bayi.
Kemudian, tambahnya, juga dapat patuh terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.
“Juga, dapat menunjukkan profesionalisme yang tinggi dan berperilaku baik, dalam menangani proses persalinan,” ujarnya.
Mary mengatakan, melalui workshop itu, diharapkan para praktik mandiri bidan dan tim Puskesmas PONED, dapat mengatasi berbagai kasus dalam persalinan.
Seperti kasus partus macet yang cukup banyak ditemukan, kasus pendarahan dan infeksi.
Dengan begitu proses persalinan dapat sesuai standar, sehingga Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Depok dapat semakin menurun.
Disatu sisi, Mary mengatakan rekomendasi yang dihasilkan pada setiap pengkajian Audit Maternal Perinatal (AMP), menjadi dasar dalam pengusulan anggaran pada peningkatan pelayanan ibu hamil.
Terdapat beberapa langkah pada tahun 2022, yang dilakukan sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Upaya yang telah dilakukan antara lain, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Terutama dalam penanganan kegawatan matneo, orientasi tatalaksana preeclampsia, untuk seluruh faskes di Kota Depok. Serta peningkatan sarana prasarana pada Ultrasonografi (USG).
Lalu, pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) terkait skrining triple eliminasi pada ibu hamil, kerjasama dengan Palang Merah Indonesian (PMI) dan pelibatan masyarakat, dalam pemantauan dan deteksi dini bahaya pada kehamilan.
Upaya-upaya tersebut, paparnya, tentunya masih dirasa kurang, lantaran belum mencakup untuk seluruh tenaga kesehatan yang ada di Kota Depok.
“Sehingga diharapkan, setiap tenaga kesehatan dapat mandiri dalam meningkatkan kompetensinya, agar kualitas pelayanan KIA juga semakin meningkat,” jelasnya. *iki