Kata yang dimaksud adalah, maaf, tolong dan terima kasih.
“Kami mengajak seluruh guru dan orang tua siswa untuk bersama-sama membiasakan kembali mengucapkan tiga kata ajaib, yaitu tolong, maaf, dan terima kasih,” ujar Kepala Bidang Pembinaan SD Awang Abdurrahman, Senin (17/7/2023).
Untuk membiasakan itu, imbuhnya, perlu membuat kesepakatan kepada murid dan anak-anak, baik kesepakatan tertulis, di sekolah maupun di rumah.
“Setelah itu, merealisasikan dan mengevaluasi kesepakatan tersebut,” tegasnya.
Awang mengatakan, pembiasaan ini bertujuan untuk memunculkan empati dan rasa saling menghormati pada siswa.
Sehingga akan membentuk karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia.
“Terdapat langkah-langkah untuk mewujudkan pembiasaan positif tersebut,” imbuhnya.
Seperti memperkenalkan tiga kata ajaib, membuat kesepakatan kepada siswa dan guru untuk menggunakan tiga kata ajaib dalam keseharian mereka.
“Menerapkan pembiasaan untuk saling mengingatkan di kalangan siswa dalam penggunaan tiga kata ajaib ini,” jelasnya.
Kemudian, tambahnya, membuat kesepakatan reward and punishment, terakhir melakukan hal tersebut sedini mungkin.
Tolak ukur keberhasilan program pembiasaan itu adalah, tumbuhnya kesadaran siswa mengucapkan kata maaf bila melakukan kesalahan, tolong untuk meminta bantuan, dan terima kasih ketika bertanya, serta meminta tolong.
Lalu, siswa terbiasa mengucapkan dan menerapkan kata maaf, tolong dan terima kasih dan menuliskan melalui buku kecil setelah berkomunikasi dengan teman, guru dan orang tua.
“Semoga kita dapat mewujudkan pembiasaan dan budaya positif ini dalam membentuk karakter peserta didik yang mencerminkan Profile Pelajar Pancasila,” pungkasnya. *iki
