Gak Punya Gedung Seni Budaya, Seniman Depok Amprog di Balai Rakyat

Seniman mural Depok

Seniman mural Depok
SUKMAJAYA, PLANETDEPOK.COM – Ratusan seniman se – Kota Depok berkumpul (Amprog) di gedung Balai Rakyat Kecamatan Sukmajaya, guna menampilkan hasil karya yang selama ini mereka lakukan sendiri, kini bisa dilakukan bersama, walau bukan di gedung Seni budaya Kota Depok.

Menurut Ketua Panitia Gete, kegiatan Amprog seniman kota Depok, merupakan hari berekspresi para seniman se-Kota Depok, guna selesaikan isu yang tengah berkembang, mengenai peristiwa pengunaan bahasa Sunda, isu Kalimantan dan isu wayang.

“Seniman Depok merasa prihatin dengan kejadian itu, sementara di Depok senimannya sudah guyub, makanya kita angkat tema Depok Guyub Sebagai Ruang Akulturasi Budaya,” bebernya, di halaman Balai Rakyat Sukmajaya, Selasa (22/2/2022).

Dalam kegiatan itu, jelasnya, semua Seniman sepakat pakai baju adat, normatifnya ketika para seniman sudah pakai baju adat, apakah semua di Depok sudah memakai baju adat.

“Misalkan ditetapkan di Depok harus pakai baju pangsi di hari tertentu. Itulah usulan dari kami kepada Pemerintah untuk menjaga kebersamaan,” unggahnya.

Sejak tahun 76, imbuhhya, di Depok sudah ada Perumnas, artinya sudsh ada kebudayaan yang tumbuh, kebudayaan itu berkembang baik dan ternyata banyak kehidupan seni yang belum diketahui secara utuh.

Mengenai kebudayaan asli Depok, Gete bersyukur punya tokoh adat seperi Baba Dahlan, yang secara konsisten mengangkat dan menanamkan kembali budaya asli Deokk ke tengah-tengah masyarakat.

“Baba bilang ke saua, kalo lo orang Depok, berkarya aja di kampung, gak usah pegi jauh ke luar, insya Allah kalo lo perpegang pada budaya bakal berkah. Artinya buat dapatkan dukungan mau sentuhan yang manapun, tetap saja terus lestarikan budaya. Terima kasih kepada KOOD yang telah angkat seni budaya asli Depok,” tuturnya.

Yang tersirat dari kegiatan tersebut, kata dia, para Seniman punya harapan yang sama, yaitu merindukan tempat berkebudayaan badeng- bareng, berupa gedung Seni budaya atau taman secara khalayak umum.

“Dengan adanya tempat berkebudayaan secara khalayak umum atau adanya ikon kebudayaan di Depok, semua akan menjadi tahu kota Depok secara identik. Contoh kita ke Jogja atau ke Bali, cuma dengan berfoto pose, orang lain sudah tahu foto kita di Bali atau Jogja. Itu yang tersirat tapi tersuratnya buat kita akan berproses lebih rapih lagi, wilayah mana yang bisa dijadikan potensi ikon Depok,” paparnya.

Komitmen Walikota dan Wakil Walikota Depok untuk menjadikan Depok Berbudaya, dia berucap syukur, dengan bahasa Depok Berbudaya, paling tidak bisa melihat itu harapan, pasalnya budaya itu cikal bakal cipta rasa dan karsa, dari seorang manusia, yang tinggal disini dan membangun hal baik.

“Berbudaya yang dimaksud para seniman, menghormati hal-hal yang diwariskan para leluhur, bukan hanya orang Depok, justru kita dicontohin ama suku-suka yang berkembang disini. Jadi kita disini ingin budaya kita sama-sama maju. Nah inilah contohnya, amprogan seniman, disini kan seni dan budaya masing-masing suku tampil dan maju bareng-bareng,” cetusnya.

Secara realistis, tambahnya, Jargon Pemkot Depok Berbudaya, dalam skala minim, sudah cukup realistis, dengan adanya rumah budaya, yang dibangun oleh KOOD secara pakem atau khusus budaya Depok, secara realistis jelas tema itu jadi jargon harus terwujud, namun secara kontrol, belum ada ruang yang untuk saling memajukan budaya secara bersama, bahkan ditengah acara Seniman Depok Amprog, terdengar pengkotak-kotakan seni budaya, ada seniman pemerintah danada seniman seperti mereka.

“Nah, pengkotak-kotakan itu yang gak boleh. Sebenarnya hanya beda nasib saj, tapi secara kontrol kita, pengen balai rakyat ini jadi tempat berkebudayaan, karena emang kita belum punya gedung kesenian dari Pemkot Depok,” utasnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok Dadan Rustandi memberikan apresiasi acara Seniman Depok Amprog tersebut. Menurutnya acara itu ajang mempersatukan seni budaya yang ada seperti seni lukis, tari, teater, lenong, pencak silat dan mural, dari berbagai suku semua berkumpul.

“Teman-teman panitia ini, ingin kita bersatu, memang tujuan kita harus maju berbudaya dan sejahtera. Artinya dengan ini kita bisa diarahkan ke depannya. Inilah yang jadikan seni budaya terus berkembang dan dilestarikan, dengan cara seperti ini,” ulasnya.

Diharapkannya, kegiatan itu berlanjut tiap tahun, Disporyata selalu usahakan kembangkan dan lestarikan seni budaya yang ada di Depok.

“Sebetulnya ini sudah menjadi sebuah wadah Seniman se-Depok. Dengan ini sudah cukup, kita yang penting bagaimana kita kembangkan sanggar budaya, teater, tari, lukis dan seni budaya lainnya. Nah ini yang harus terus kita kembangkan, sesuai tadi bahwa kita orang Depok maju berbudaya,” pungkasnya. *iki

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: planetdepok.com@gmail.com Terima kasih.