Kecamatan Sawangan Komitmen Upayakan Peningkatan IPM

Camat Sawangan Anwar Nasihin, S. Ag

Camat Sawangan Anwar Nasihin, S. Ag
SAWANGAN, PLANETDEPOK.COM – Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono pekan silam menyampaikan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, IPM Kota Depok tahun 2021 kini sebesar 81,37. Angka ini menunjukkan Kota Depok berada di peringkat ketiga setelah Kota Bandung dan Kota Bekasi.

Meski menduduki posisi ketiga di Jabar, IBH belum merasa puas, lantaran masih ada 4 Kecamatan dengan IPM rendah. Kontan dia pun meminta BP4D, lebih memperhatikan 4 Kecamatan itu, salah satunya adalah Kecamatan Sawangan.

Merespon hal itu, Camat Sawangan Anwar Nasihin, tidak menampik bahwa Sawangan merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki IPM rendah.

“Nilai IPM Sawangan, data nominatifnya yang disampaikan BP4D masuk urutan 8 , ya 4 terbawahlah,” ujarnya, di Aula Kecamatan Sawangan, Selasa (8/3/2022).

Untuk meningkatkan IPM, terangnya, intervensi yang dilakukan Kecamatan Sawangan banyak, diantaranya dengan banyaknya pendidikan, kemudian kesehatan.

“Kan IPM kita faktornya kesehatan, pendidikan dan daya beli, itu sedang di intervensi, di pendidkan kita sudah punya SMK, SMA dan SMP Negeri. Sudah banyak sekolah swasta, juga” tandasnya.

Mengenai target pencapaian nilai IPM Sawangan tahun ini, parameter penghitungannya, kata Anwar, sedang koordinasi dengan BP4D, kemudian terkait dengan daya beli, akan ada Pasar Jawa Barat, yang baru dibangun tahun lalu, untuk mendongkrak daya beli masyarakat.

“Kita upayakan tahun ini IPM Sawangan meningkat, dengan mengintervensi indikator-indikator daya beli ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Mudah-mudahn bisa mendongkrak IPM kita,” utasnya.

Lebih jauh dia menyampaikan, pencapaian pembangunan ekonomi suatu wilayah, dipengaruhi oleh proses pembangunan manusia. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari seberapa besar kualitas manusia di suatu wilayah.

“Indikator yang bisa mengukur kualitas manusia disuatu daerah, yaitu dengan cara Indeks Pembangunan Manusia,” imbuhnya.

IPM, lanjutnya, mempunyai tiga unsur yaitu Kesehatan, Pendidikan yang dicapai, dan Standar kehidupan atau sering disebut Ekonomi. Sedangkan variabel ukurannya ada 3 yaitu, Kesehatan, Pendidikan dan Daya beli mayarakat. Ketiganya itu harus meningkat, dengan cara peningkatan pelayanan dasar baik pendidikan maupun kesehatan, namun juga harus didukung oleh infrastruktur dasar yang memadai.

“Dari sisi pendidikan, partisipasi lulus sekolah semakin tinggi, baik itu pendidikan formal maupun non formal seperti Kejar Paket. Kemudian dari sisi kesehatan, lifestyle masyarakat yang semakin sehat, Mendorong masyarakat untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi. Lalu daya beli, diharapkan tidak terjadi penurunan, dengan mendorong dan memotivasi masyarakat, agar terus berusaha, dengan membuka usaha.,” ulasnya.

Sebagai tambahan, dikutip dari situs bps.co.id, IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar, yaitu, Umur panjang dan hidup sehat, Pengetahuan dan Standar hidup layak.

Apa saja manfaat IPM, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah atau Negara.

Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). *iki

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: planetdepok.com@gmail.com Terima kasih.