Komitmen PPS, Pemkot Depok Gelar Rembuk Stunting 2024

Aspemkesra Kota Depok R Gandara Budiana (foto: Riki)

Aspemkesra Kota Depok R Gandara Budiana (foto: Riki)
Margonda, Planetdepok.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), menggelar Rembuk Stunting, dengan tema Memperkuat Kolaborasi dan Sinergi Pentahelix untuk Akselerasi Penurunan Stunting, di Hotel Santika, Selasa (28/5/2024).

Kegiatan tersebut, di buka Asisten Pemberdayaan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) R. Gandara Budiana, mewakili Wali Kota Depok.

“Atas nama Pemkot Depok, kami mengapresiasi kegiatan hari ini yang dilaksanakan oleh DP3AP2KB,” ujarnya.

Ia memaparkan, sebagai penguatan melaksanakan intervensi terhadap Stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, telah menerbitkan Perwal Depok No. 99 tahun 2022, tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kota Depok.

Kepala DP3AP2KB Kota Depok Nessi Annisa Handari (foto: Riki)

Stunting, tukasnya, sesungguhnya bisa dicegah. Diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran kemampuan, serta kemauan dari kita semua, untuk hidup sehat melalui penerapan gizi seimbang.

Hal itu dilakukan, dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan dan membiasakan diri dalam pola PHBS, mempertahankan berat badan normal dan melakukan aktifitas fisik di semua kelompok umur.

“Pencegahan ini, bisa dilakukan pada semua kelompok umur, baik sejak remaja , calon pengantin, wanita usia subur, ibu hamil, pasangan usia subur, ibu bersalin hingga bayi dan balita,” ulasnya.

Gandara menekankan, dalam konteks misi Kota Depok dalam mendukung visi Depok Maju, Berbudaya dan Sejahtera, antara lain mewujudkan kota Depok yang sehat, aman, tertib dan nyaman.

Penandatanganan Berita Acara Rembuk Stunting oleh Riki Media Sahabat Depok (foto: zae)

Misi dalam keamanan RPJMD Kota Depok tahun 2021-2026 tersebut, diantaranya dengan menyelenggarakan kota sehat, dimana salah satu target Kota Sehat adalah menurunnya prevalensi Stunting.

“Tahun 2024, telah dihitung beberapa intervensi program kegiatan, yang bersifat spesifik maupun sensitif yang akan dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS),” ungkapnya.

Diantaranya, kegiatan spesifik misalnya sosialiasi dan penguatan implementasi bidang kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dan ibu nifas, Peningkatan kapasitas petugas dan kader dalam percepatan penurunan Stunting, Screening dan edukasi kesehatan bagi calon pengantin.

“Lalu, Penguatan implementasi pemberian makanan bayi, surveilans gizi di faskes dan posyandu, penanganan kasus Stunting. Ini semua, sudah dilakukan dalam program kegiatan,” lerainya.

Ada juga, tambah Gandara, kegiatan sensitif yang terdiri dari Pengelolaan PAUD, Informasi, komunikasi dan edukasi program Bangga Kencana sesuai kearifan budaya, Pembinaan pelayanan keluarga berencana, Metode kontrasepsi dan pembinaan lainnya.

“Termasuk, pengelolaan data fakir miskin, fasilitasi bantuan sosial, krpl hingga program ODF,” tandasnya.

Camat Bojongsari Rijal Farhan & Camat Cilodong Zainal Arifin (foto: Riki)

Ia mengatakan, sudah luar biasa program kegiatan yang dilakukan, ia ingin semua program bisa berjalan baik, tidak hanya seremonial, orientasi program tidak hanya output saja, tapi bagaimana kegiatan bisa berjalan dan dirasakan masyarakat.

“Jadi kami berharap, out come sangat dirasakan oleh masyarakat, tidak hanya banyak program kegiatan, tapi harus bisa betul-betul dirasakan masyarakat,” tekannya.

Untuk itu, imbuhnya, diperlukan keseriusan dari semua khususnya tim, untuk betul-betul mengupayakan penanganan kesehatan terutama penurunan Stunting.

“Semoga dengan berbagai upaya program tersebut, turut mendorong untuk melakukan optimalisasi berbagai intervensi kegiatan-kegiatan yang tadi disampaikan,” harapnya.

Ia mengemukakan juga, penguatan kolaborasi dan konvergensi dari berbagai unsur heptahelix, harus terus diupayakan lebih gencar.

“Diantaranya, terkait akademisi yang selalu kita libatkan, bisnis ataupun NGO, warga masyarakat secara keseluruhan,” unggahnya.

Termasuk, kata Gandara, unsur pemerintah kemudian juga media, yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatannya, menginformasikan, mensosialisasikan dan mengedukasi warga masyarakat.

“Tidak hanya melalui berbagai upaya program yang sudah kita lakukan, tapi juga dibantu oleh media, sehingga betul-betul bisa sampai ke masyarakat,” tegasnya.

Termasuk juga, tambahnya, observer atau pengamat, yang itu semua dilibatkan, hanya perlu upayakan secara maksimal, agar kolaborasi betul-betul bisa dilaksanakan, lantaran semua itu merupakan tanggung jawab bersama.

Hal penting yang ia pesankan yakni, Ada peningkatan komitmen dan peran aktif semua pihak pada setiap sektor, Penguatan kolaborasi agar menciptakan program yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam menangani Stunting, Peningkatan edukasi dan kesadaran warga masyarakat, lantaran edukasi salah satu hal penting, lalu penguatan kebijakan dan regulasi.

“Semoga kegiatan ini, dapat menjadi salah satu ikhtiar dalam kerangka mewujudkan zero new Stunting, demi mewujudkan Depok Maju Berbudaya dan Sejahtera,” tutupnya. *iki

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: planetdepok.com@gmail.com Terima kasih.