Idris mengutarakan, di Kota Depok sudah terbentuk 127 Kampung KB dengan klasifikasi empat kategori, adapun pengklasifikasian itu untuk dilihat progres kedepannya.
“Empat kategori ini adalah yang pertama. Klasifikasi dasar ada 108 Kampung KB, yang telah berfungsi dalam melaksanakan 8 fungsi dasar KB,” ulasnya.
Kemudian yang kedua, lanjutnya, klasifikasi berkembang terdapat 13 Kampung KB dan yang ketiga Klasifikasi Mandiri, ada 1 Kampung KB dan keempat Klasifikasi Berkelanjutan ada 5 Kampung KB.
Edukasi dan pembinaan, ungkapnya, diawali dari mindset para Lurah ditingkat RW sangat diharapkan, delapan fungsi keluarga Kampung KB harus sudah terpatri pada setiap lurah.
“Salah satu produk RW 14 yang tersohor ikan dan ayam asap untuk lebih dijaga kualitas dan ditingkatkan,” tandasnya.
Walikota berharap, para Camat dan para Lurah memberikan usulan yang praktis untuk Kampung KB. Mengingat, benih-benih dari Kampung KB, diharapkan menjadi Kota Depok Ramah Keluarga, dengan didukung dengan Perda Ketahanan Keluarga.
“Harapan kami adalah komitmen dan dukungan dari para Camat dan Lurah, untuk RKPD tahun 2023 pendanaan di tingkat kelurahan yang sangat dirasakan ditingkat RW Kampung KB khususnya,” harapnya.
Bukan berarti, tukasnya, RW – RW lainnya tidak diperhatikan, namun kedepannya sebagai cikal bakal menjadi Kampung KB.
Saat ini, kata dia, pencanangan 11 RW Kampung KB dari 11 kecamatan sebagai percontohan, bukan berarti Camat-camat lainnya tidak serius untuk Kampung KB. Saat ini, sebagai percontohan adalah kecamatan Bojongsari.
“Semoga ini menjadi motivasi bagi kita semua, untuk mengimplementasikan program-program lainnya selain Kampung KB,” tutupnya. *iki
