GDC, planetdepok.com – Selang vakum sebulan lantaran libur lebaran, siang tadi Sekber Wartawan Kota Depok kembali menggelar Ngobrol Pintar dan Inspiratif (Ngopi) Bareng Sekber ke 19 dengan menghadirkan Komunitas Info Depok (ID) dan Depok Heritage (DH) dengan mengangkat tema Geliat Depok Dalam Komunitas Seni dan Budaya, Jumat (22/6/19) di kantor Sekber Wartawan di bilangan GDC Depok.
Sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, Ratu Farah Diba mewakili DH, Ray Andree dari ID dan Putra Gara selaku Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sekber Wartawan Kota Depok. Masing-masing memperkenalkan komunitas mereka serta kiprah yang sudah dilakukan mereka di Kota Depok, dihadapan puluhan peserta kegiatan tersebut.
Sebagai pembuka, Ketua Panitia Tetap (Pantap) Ngopi Bareng Sekber Tony Yusep menyampaikan rasa terima kasih kepada para nara sumber, pasalnya gelaran pertama Ngopi Bareng pasca libur lebaran ini lalu, dapat menghadirkan komunitas-komunitas seni budaya.
“Ini akan sangat berimplikasi terhadap situasi politik lalu, sebab tujuan kita membahas tema seni dan budaya adalah untuk menciptakan iklim tenang, damai dan guyup di tengah kehidupan masyarakat Kota Depok”, paparnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Sekber Wartawan Kota Depok Hery Budiman pada kesempatan itu menginginkan, hasil dari obrolan tersebut, dapat menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif dari masing-masing komunitas seni budaya yang hadir sebagai nara sumber.
“Melalui ini saya berharap komunitas Info Depok dan Depok Heritage, bisa berikan inspirasi pola pikir baru di masyarakat, terhadap kehidupan seni dan budaya Depok serta pelestarian budaya yang inovatif namun berkelas Internasional”, tandasnya.
Ratu Farah Diba dalam pemaparannya terkuak, banyak situs cagar budaya di Depok yang hilang dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Itu terjadi lantaran ketidak pedulian Pemerintah Kota Depok dan masyarakatnya itu sendiri.
Dia mengatakan, Depok Heritage hadir mengambil peran menjaga dan melestarikan situs cagar budaya yang masih ada.”Sedang kita perjuangkan sejumlah situs cagar untuk segera dilakukan pelestarian. Alhamdulillah satu perjuangan itu, Rumah Cimanggis, di bilangan lahan milik RRI, sudah ditetapkan sebagai situs cagar budaya yang harus di lindungi”,tukasnya.
Mewakili komunitas Info Depok, Ray Andree mengungkapkan, komunitas media sosial tidak sekedar komunikasi sebatas di Medsos, namun dia lebih mengedepankan bagaimana sebuah komunitas memberikan manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan anggotanya.
“Kita bersatu untuk saling menginspirasi, tidak melulu komunikasi lewat Medsos, kita bisa berkumpul dan bergerak bersama, melestarikan budaya yang sudah ada dan memperbaiki hal hal yang dirasakan masyarakat sudah keluar jalur, untuk kita kembalikan pada tracknya”, imbuhnya.
Ray menerangkan, beberapa waktu lalu komunitas ID telah mengembalikan Underpass Dipo kereta, yang awalnya dibuat untuk melintas masyarakat, tapi yang terjadi adalah kesan kumuh dan seram jika melewatinya, lantaran banyak yang buang sampah. Dengan menggandeng komunitas mural, dia berhasil merubah tempat itu menjadi destinasi swafoto warga Depok.
Berbeda dengan lainnya, Putra Gara, Seniman dan Budayawan yang kini menjabat Direktur LKSW, dalam melindungi dan melestarikan budaya, malah membuat film tentang perjuangan masyarakat di Kota Depok, pasalnya pada film tersebut dapat ditampilkan sejumlah seni dan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat Depok saat jaman kemerdekaan kala itu.
“Kita juga akan sangat bisa menampilkan situs situs cagar budaya dalam film ini nanti”, pungkasnya. *cky