CURUG, planetdepok.com – Kegiatan dialog usai Tarawih Keliling (Tarling) Bulan Ramadhan 1440 Hijriah, Walikota Depok bersama jajaran OPD Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, di Masjid Nurul Iman RT 004/009 Kelurahan Curug Bojongsari, Senin (20/5/19), benar-benar dimanfaatkan masyarakat untuk mempertanyakan peran Pemkot Depok ditengah masyarakat, terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitar wilayah Curug dan Bojongsari serta Kota Depok.
Walikota Depok Mohammad Idris, dalam dialog tersebut mempersilahkan 3 orang warga Bojongsari menyampaikan pertanyaan. Ketiga warga menanyakan mengenai masalah sosial yang sedang viral diantaranya, tumbuhnya kembali begal, tawuran antar warga, honor guru madrasah dan penyelenggaraan Kota Religius.
Kasat Pol PP Kota Depok Lienda didaulat menjawab pertama pertanyaan warga dengan menyampaikan, fenomena adanya kejadian begal dan tawuran memang diketahuinya. Dia mengklaim, Pemkot sudah berperan aktif terhadap fenomena itu diantaranya lewat patroli Satpol PP 24 jam, namun yang bisa dilakukan Pemkot adalah pencegahan.
” Bila sudah pake sajam ya ditangani oleh polisi, Pemkot lebih ke pencegahannya atau tindakan preventif. Semua peran serta masyarakat bisa kita ciptakan lewat kolaborasi dan sinergitas masyarakat dan petugas. Kita sudah punya FKDM Forum Kewaspadaan Deteksidini Masyarakat”, terangnya.
Lienda meminta masyarakat melaporkan kepada FKDM maupun lewat layanan 212 Pemkot Depok, jika ada potensi masalah sosial dimasyarakat, tapi jika sudah terjadi dan masuk kedalam kategori kriminalitas atau tindak pidana, bisa laporkan kejadian kepada Polisi.
Walikota Depok Mohammad Idris dalam menjawab pertanyaan mengenai kota Religius, dijelaskannya Raperda Penyelenggaraan Kota Religius bukan untuk mengkotak-kotakan agama, tapi lebih ke toleransi agar masing-masing tugas jelas. “Untuk cegah penyimpangan yang terjadi. Gejala itu belum ada aturannya. Tahun depan akan ajukan lagi. Yang penting syariahnya terwujud”, ujarnya.
Menurut Idris Masih banyak yang alergi dengan penyelenggaraan Kota Religius. “Dengan dewan dewan yang baru nanti, kita akan coba ajukan lagi”, tambahnya.
Mengenai insentif guru ngaji, Idris menerangkan sudah akomodir 206 guru ngaji per bulan 300rb, Pemkot belum bisa cover seluruh guru ngaji. Soal honor guru madrasah memang belum ada, tapi Pemkot punya dana hibah untuk madrasah, syaratnya status kepemilikan tanah dan IMB. ” Itu pun untuk Guru ngaji yang masih kekurangan/dhuafa yang diakomodir.
Kepala Kementrian Agama Kota Depok asnawi memaparkan, guru madrasah sudah diberikan tunjangan sertifikasi dan insentif 1077org, per 3 bulan. “Jumlah guru depok 5 ribu orang, baru sekitar 2 ribu yang dapat tunjangan”, terangnya.
Sebelumnya, Walikota memberikan bantuan penyerahan Kartu E-KTP sebanyak 523 lembar, Kartu Indonesia Anak (KIA) sebanyak 538 lembar, Akte Kelahiran 36 lembar, Akte Kematian 24 lembar dan sumbangan untuk Masjid Nurul Iman Rp.10 juta serta bantuan dari Baznas, MUI dan BJB cabang Kota Depok.
Lurah Curug Juanda mengatakan, kehadiran Walikota Depok dan para OPD Tarling di Masjid Nurul Iman. Sebagai wujud kesungguhan dan momentum masyarakat Kelurahan Curug mau berbaur dan silaturahmi.
“Kami ucapkan terima kasih atas kunjungan Walikota ke Wilayah Curug, kami berharap kehadiran tarling ini, akan semakin mempererat sinergitas antara warga kami dengan pemimpinnya,” harap Juanda. *cky