Oleh: Hj Qonita Lutfiyah
Ketua DPC PPP Kota Depok
Ibadah puasa hanya disyariatkan kepada orang-orang yang beriman agar mereka menjadi manusia yang bertaqwa, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang terdahulu kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S Al-Baqarah: 183).
Manusia yang bertaqwa adalah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Dengan demikian, taqwa adalah level tertinggi dalam taraf penilaian di hadapan Allah SWT. Karena dengan taqwa, ia akan jadi manusia yang sempurna.
Dalam ayat lain disebutkan:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciotakan kamu daei seorang laki laki dan seorang oerempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Dan, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa” (Q.S Al-Hujurat: 13).
Dalam Al-Qur’an, taqwa disebutkan sebanyak 258 kali sedangkan khususnya ada 17 kali. Sementara kata Muttaqin disebutkan sebanyak 50 kali.
Sebagai manusia paling mulia, orang bertaqwa menurut Al-Qur’an ada 5 kategorinya.
Pertama adalah orang yang mempunyai keimanan yang total dan inklusif dengan bersikap terbuka terhadap kebenaran yang datang dari kitab suci lain (Q.S Al-Baqarah: 3).
Kedua, adalah orang yang mempunyai sikap dermawan dan suka membantu (Q.S Al-Baqarah: 3).
Ketiga, adalah orang bertaqwa selalu bekerja keras dengan penuh optimisme dan berfikir jangka panjang serta berorientasi kedepan (Q.S Al-Hasyr:18).
Keempat, orang yang bertaqwa selalu mempunyai kesadaran utuh untuk mencapai tujuan melalui proses, tidak melalui cara yang instan dan parsial (Q.S Ali Imran: 186).
Kelima, orang bertaqwa bisa dipercaya menjalankan amanah (Q.S Ali Imran:76) dan selalu berjalan dalam track yang benar dan selalu membela kebenaran (Q.S Al-Ahzab: 70).
Keenam, orang bertaqwa mempunyai sikap toleran terhadap pluralitas dan selalu menjaga hubungan atau komunikasi yang baik dengan semua golongan (Q.S Al-Hujurat: 13).
Dengan jalan hidup demikian, orang bertaqwa selalu dibukakan jalan dan mendapat kemuliaan dari Allah SWT melalui bantuan semesta alam, sehingga mampu membedakan yang haq dan yang bathil.
Puasa adalah jalan menuju taqwa, dan taqwa merupakan nilai-nilai utama yang didalamnya mengandung semangat kemajuan, kesinambungan, kerja keras, optimisme dan toleransi.
Dalam unsur itu, lengkap sudah unsur dalam tatanan yang sangat dibutuhkan masyarakat modern untuk memecahkan berbagai macam persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.
Jadi tidak heran, jika banyak yang menyebutkan dalam Islam tradisional pun, agama Islam menunjukan watak dinamis dan kemodernannya.
Karena itu, puasa yang dijalankan dalam mencapai taqwa merupakan salah satu kunci untuk menjawab tantangan modernisasi dan globalisasi.
Beberapa negara seperti Jepang, Rusia dan negara-negara di Amerika Latin sudah membuktikan bahwa kemajuan bisa dicapai dengan tetap berpegang teguh pada agama dan tradisi.
Dan, puasa adalah salah satu jantung tradisi atau ajaran Islam yang sangat mulia ini.