Oleh: Hj Qonita Lutfiyah, SE. MM
Wasekjen DPP PPP
Shaum atau puasa adalah ibadah yang berkaitan dengan hati, sehingga kebenarannya hanya diketahui oleh Allah SWT dan Mu’min yang menjalankannya. Mengapa demikian?
Salah satu alasannya adalah, keikhlasan menjalankan puasa hanya dapat dirasakan bagi orang yang menjalankan dengan penuh keyakinan dan hanya mengharap Ridha Allah SWT.
Jika ibadah shalat bisa diketahui kalau dilaksanakan secara pura-pura, ibadah puasa beda lagi.
Bagaimana, orang lain dapat dikelabui perihal puasa. Kita pura-pura lemas saja orang menyangkanya kita puasa. Namun bagaiamana dengan Allah SWT? Itulah alasan puasa adalah ibadah yang berkaitan dengan hati.
Dari itu, hanya orang yang beriman lah yang bisa melaksanakan ibadah puasa. Hanya orang yang hatinya berharap akan keridhaan Allah SWT yang sanggup menahan hawa nafsunya.
Itu dijelaskan Allah SWT lewat ayat Al-Qur’an yang artinya “Hai orang-orang yang Beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Dalam ayat tersebut, telah terang benderang bahwa Allah SWT hanya memanggil orang yang beriman untuk melaksanakan puasa.
Yaitu Umat Islam yang lebih spresifik yang berharap dalam hatinya kepada Allah SWT. Marhaban Yaa Ramadhan, Yaa Kariim. *