“Walaupun dengan angka yang bervariasi, tapi selisihnya juga jauh melebihi margin of error, kisaran 55% vs 45%,”ujar Rama saat dikonfirmasi. Kamis (10/12/2020).
Menurut mantan aktifis 98 ini,
Quick count memiliki metodologi yang lumayan solid dan hasilnya akan stabil mencerminkan real count.
“Saya rasa ini pertaruhan reputasi juga buat para lembaga survey ya. Kecuali kalo lembaga surveynya abal-abal dan nggak dikenal yang tau-tau muncul. Jadi agak nekat juga kalau mau melawan hasil quick count ini,”katanya.
Rama mengaku, walaupun dirinya tidak memilih alias golput. Namun secara umum proses pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok berlangsung aman.
“Secara umum saya cermati penyelenggaraan pemungutan suara di TPS kemarin sudah berlangsung aman, lancar dan tidak ada laporan kecurangan atau kegaduhan lainnya, ditambah lagi hasil quick count ini, selisihnya gak tipis, jadi sudah cukup meyakinkan,”ungkapnya.
Menurut Rama, ada bagusnya Pradi Supriatna yang biasa disapa bang Pradi mengakui dan memberi ucapan selamat kepada pasangan lawan.
“lebih gentle dan lebih keren aja sih, bisa jadi sikap teladan untuk pendidikan politik dan demokrasi kita. Tapi kalo mau menunda pengakuan dan ucapan selamat kepada pemenang sampe hasil resmi, yah silahkan aja,”imbuhnya.
Hanya saja, menurutnya jika pihak bang pradi mengklaim hasil yang bertolak belakang dengan quick count, saya rasa akan konyol nantinya. Pertimbangannya karena selisih hasil quick count yang gak tipis begini,”pungkasnya.
Diketahui berdasarkan data yang dipantau pada pukul 08:46 pagi dari hitungan cepat KPU, menempatkan Idris-Imam meraih angka 56,2 persen sedangkan Pradi -Afifah diangka 43,8 persen dengan suara yang masuk sebanyak 34,32 persen dari 1302 TPS.
Sementara data internal Tim Paslon No 2 menempatkan pasangan Idris-Imam unggul diangka 56.02 dan Paslon No 1 hanya meraih angka 43,98 dengan jumlah suara yang masuk 100 persen.*cky
